RSS
Menulis adalah sebuah ungkapan perasaan. Walaupun bibir tak mampu berucap namun tulisan mampu mengungkap. Siap-siaplah menjadi tokoh utama dalam cerita Khayalan Siswa Bejo

My Chocholate

hei... selamat bertemu lagi 
aku sudah lama menghidnrimu 
sialkulah.. kau ada disisni .. 
sungguh tak mudah bagiku.. 
rasanya tak ingin bernafas lagi . 
tegak berdiri didepanmu kini 
sakitnya menysuki jantung ini 
melawan cinta yang ada dihati 
     dan upayaku tau diri 
tak selamanya berhasil pabila 
kau muncul terus begini 
tanpa pernah kita bisa bersama ,, pergilah..... 
menghilang sajalah lagi .. 

bye...  selemat berpisah lagi, meski masih ingin menadangimu 

lebih baik kau tiada disini .. 
sungguh tak mudah bagiku 
menghentikan segala 
hayalan gila....
jika kau ada dan ku cuma bisa 
meredam menjadi yang disismu 
membenci nasibku yang tak berubah 

berkali kali kau berkata 

kau cinta tapi tak bisa 
berkali kali ku berjanji menyerah ... 
                                                 ( maudy_Tahu diri)

      Hari ini aku kembali bertemu sosok yang betahun-tahun begitu sulit tuk ku lupakan. entah apa yang membuat perasaanku begitu gentir melihat dia berdiri tak jauh dari tempatku terdiam. "cinta namun tak bisa" sepintas kata-kata itu membuat jantungku begitu cepat.

dia melihatku... secepat mungkin aku membalikan badan berhadap dia tak memperhatikan ku. mulutku tak berhenti komat-kamit lupakan.. lupakan.. lupakan.. 
selangkah demi selangkah kaki ku mulai keluar dari keramian. tempat yang tepat disini, dikursi bercat hijau sedikit berkarat ditemani lampu taman tersorot dibeberapa bagian. gemericik air terdengar jelas..
  Entah apa yang aku rasa saat ini.. air mata seketika membasahi pipiku.. teringat beberapa tahun yang lalu sosoknya begitu mencintaiku. namun kini entah aku tak mengerti.
     
       tak sadar seseorang memegang pundakku begitu lembut. "Hei... kenapa nangis?". aku spontan membalikkan kepala. sosok tak asingku lihat, sosok tak mungkin ku lupakan, sosok yang selalu membayangi hari-hariku, sosok yang baru saja aku lihat dikeramaian. "Den...den..dendy". suaraku terbata-bata. mataku mengembang.   perasaanku ...entah aku tak tahu.
  kedua telapak tanganku mengusap wajah. bibirku tersenyum tipis. "aku boleh duduk disini ?". katanya sambil membersihkan kursi disebelahku. aku menjawab dengan senyuman ...
"long time no see u .. .. haammm...", menghela nafasnya, kemudian melanjutkan kata-kata yang tersedat "btw  kamu kenapa nangis?". memandangku dalam dalam..
"gak kenapa, cuma tadi ada orang yang injek kakiku disana, sakit banget, gak nahan sampe keluar air mata". kataku sambil tertawa kecil. yang ku tau.. aku harus menyembunyikan semua yang terjadi malam ini.
"hahaha... gokil banget sampe segitunya...". tertawa terbahak.
   aku tak pernah melupakan aroma parfum ini. bau shampo itu. kemeja yang ia pakai malam ini. tak ada yang berubah dari dia.
 aku dan dia menghabiskan malam pergantian tahun yang tak ku duga bersama kenanganku. bercerita banyak tentang kehidupan baru kita. teratawa.. dan akhirnya ......
"Sinta.." suaranya terdengar begitu jelas memanggil namaku. "Aku kangen banget sama kamu, kangen yang dulu".
   aku terdiam dalam tawa.. dia bilang apa? aku budeg banget sih... gak mungkin dia bilang gitu.. kataku dalam hati..
 dia meyakinkanku.. dan kembali mengulangin kata-katanya "aku kangen pas kita jalan bareng dulu..ketawa bareng, susah bareng, dorong mobil bareng... haha". matanya menerawang keatas langit, seketika kurasakan kedua tangan memelukku, terasa begitu erat. beberapa saat terbayang saat kita masih bersama.
  
     Dua tahun yang lalu...
Aku tak pernah lupa saat itu aku membuat sebuah kebohongan besar dengan orang tua Dendy. ia mengenalkanku pada ayah dan ibunya ditengah syukuran  rumah barunya. "Sinta..", ucapku sambil menjabat tangan orang yang baru aku kenal. aku melihat sosok wanita yang begitu keibuan namun sedikit tomboy mengenakan krudung putih dengan baju bermotif bunga-bunga, nampak serasi dengan bros yang digunakan. Wanita itu tersenyum masam. entah apa yang membuat hatiku ragu saat itu. aku mengikuti prosesi syukuran sampai selesai. aku duduk di sebelah Dendy dengan perasaan was-was. doa-doa agama islam dilantunkan. tiba-tiba ibu Dendy mendekatiku "kamu gak hafal ya ?". tanyanya sinis. seketika jantungku serasa ingin copot. aku hanya tersenyum masam. bingung harus jawab iya atau gak.

Dimobil saat mengantar pulang...  

"ibu kamu kayak gak suka sama aku", kataku pada dendy sinis.
 "ibu memang begitu.. tenang aja ya".
hari buruk itu berlalu. beberapa bulan aku gak pernah liat sosok wanita itu lagi. perasaan bersalah timbul setiap aku denger Dendy lagi kumpul sama keluarganya. aku ngerasa ada hal yang paling berdosa yang pernah aku lakuin.

Odalan di Pura Uluwatu... 

    saat itu adalah Odalah di Pura Uluwatu, seperti biasa aku dan keluargaku bersiap untuk sembahyang ke Pura yang penuh misteri bagiku. kenapa? Gimana cobak caranya tuhan bikin pura diatas tebing mencuram gitu? mencurigakan kan ?  
  Ditengah perjalanan tiba-tiba mama yang seketika menghentikan laju mobil di salah satu warung memintaku untuk turun untuk membeli korek gas. aku melihat keadaan sekitarku, tengok kanan kiri layaknya pejuang yang mau perang. disebelah rumahnya Dendy!  hatiku menggebu-gebu berharap nanti Dendy keluar dari rumah liat aku. dengan pe-de aku turun dari mobil bergaya elegan.
"buk korek gas" aku ngeliatin rumah Dendy bersemangat. seorang wanita yang tak asing tampak memberikan korek gas itu. "2000 gek". aku spontan terkaget melihat sosok wanita itu. aku yang pake baju kebaya ciri khas agama hindu dan ibu Dendy yang pake krudung. otomatis kaget liat aku yang tadinya disangka agama islam dan muncul saat syukuran. ternyata Hindu.
  aku tersenyum masam. beberapa jam setelah kejadian itu. seseorang dari kejauhan berbicara lewat telepon. suara yang tak asing aku dengar. "Kamu sinta kan? saya ibunya Dendy. saya minta kamu jangan berhubungan lagi sama anak saya... tut.. tuut..  tuut.." tanpa sempat mengucapkan sepatah katapun suara telepon itu terputus. tak lagi terdengar suara orang yang sedang berbicara. Jantuungku spontan berdetak kencang begitu kencang dari sebelumnya. mataku spontan terburam. bibirku bergetar basah. handphone ditanganku terjatuh ke sofa.
  aku gak mungkin salah .. itu ibu dendy. .

   Tiga hari Dendy berusaha menghubungiku. lewat teman kampus, orang-orang terdekat. Hingga akhirnya  Dendy menungguku didepan rumah dari pagi sampai sore aku keluar diri dari penjara kamarku. Matanya terlihat letih memandangi rumahku. tak seorangpun dirumahku mengetahui hubungan kita. 100 lebih misscall dari Hpnya tapi tak sekalipun aku tanggapi.

aku masih takut ngomong soal itu.. aku takut kehilangan kamu.. 
 aku melihatnya dari kaca rumah.
"siapa itu nak?". terdengar suara mama berbisik.
"Dendy, temen kampus". jawabku singkat.
"suru masuk nae..", keluar membuka pintu dan memanggil Dendy yang sedari tadi terduduk diatas mobil putih miliknya.
"maa! jangan dipanggil". haduh.. harus ngomong apa sekrang...
Dendy spontan kaget melihat mama keluar rumah dan memaksanya masuk. aku sembunyi ke kamar bagaikan maling ketangkep basah. Suara mama jelas memanggil. "sinta... temen kamu ni nak".
mungkin ini saatnya. iya ini saatnya. iya aku harus bisa. walau susah. tapi harus. harus. harus. 

aku memberanikan diri keluar kamar. pakaian tidur tak lepas sedari tadi. rambut kusam. dengan mata mengembang. lengkap sudah seperti tawanan 2 tahun penjara. Dendy mengawali kerinduanya dengan senyuman.

"Aku tau semuanya, kamu jangan jelasin apa-apa lagi ya. aku harusnya bilang ini sebelum ibu telepon kamu". Dendy nyeroscos sebelum aku menghentikan nafasku untuk memulai penjelasan. "iya". aku tertunduk. membendung air mata.
"kita keluar yuk, gak enak ngomong disini". dengan pakaian compang-camping Dendy menyeretku. sebelumnya berpamitan dengan mama.

Suara Ombak.. 

  Suara tuhan yang paling indah. . dia mengajakku ketempat pertama kali kita mengawali hubungan ini. dan entah mungkin ini adalah tempat terakhir pula aku dan dia menjalani hari-hari bersama. "Sinta, aku belum pernah ketemu seseorang seperti kamu sebelumnya. kamu adalah perempuan yang paling istimewa dihatiku setelah ibu". kedua tangannya menyentuh pipiku. "namun ini pilihan yang berat. antara ibu dan kamu". tatapannya begitu tulus. bibirnya bergetar memulai kata-katanya lagi. "Mungkin kita memang harus akhirin semua ini. Aku cinta kamu. tapi tak bisa". mataku mulai membendung. suaranya mulai tak terdengar samar.
"kita gak mungkin jalanin hubungan ini tanpa ada restu dari ibu aku ataupun mama kamu nanti". aku mengangguk. "ini sulit, kalau kita maksain kehendak kita, sembunyi-sembunyi ? itu akan lebih sakit nantinya". suaranya begitu dewasa membuat aku mencoba mengikhlaskan.

 di dalam hati ini .. 

hanya satu nama.. yang ada dilubuk hati kuigini 
kesetiaan yang indah. takkan tertandingi.hanyalah dirimu satu peri cintaku.. 
Benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai.. 
aku untuk kamu.. kamu untuk aku .. 
namun semua apa mungkin Iman kita yang berbeda.......

(Marcel-pericintaku)

Jantungku bergetar. Pikirku ini adalah Pelukan terakhir yang tak akan mungkin aku lupakan. Cintaku berakhir karna Iman kita yang berbeda. Setahun lebih mencoba pertahankan kesetiaan. dan akhirnya harus berakhir dengan hal yang sangat sulit untuk aku terima.
tuhan memang satu.. iman kita yang berbeda. sahutku dalam hati terdiam.
"kamu gak boleh sedih. ini terbaik untuk kita". dan semua akan indah pada waktunya. jawabku dalam hati.
My chocholate

Hingga hari ini tak ada seorangpun yang mampu menggantikan sosok yang telah menjadi separuh dari diriku. Suara kembang api menjadi suara merdu malam pergantian tahun yang tak terduga. "aku punya sesuatu untuk kamu..". sambil memberikan sebuah cupcake cokelat "taraa.... ini yang nemenin hari-hari aku tanpa kamu. dulu kamu pernah bilang paling suka sama cokelat dan aku paling suka sama cup cake. jadi aku beli cupcake rasa cokelat.." kita ketawa kecil. aku mulai menanggapi perbincangan ini dengan serius.
  "dulu kamu inget gak den? kamu selalu kasi aku cokelat.. tapi kamu cuma tau aku suka cokelat aja, dan gak tau maksud dari itu.. kadang aku ketawa lo pas kamu kasi aku cokelat".
"lo kenapa memang? itu makanan favorite kamu kan sin?". aku mengeluarkan sebatang cokelat dari tas. "Dendy, dulu sebelum sama kamu aku selalu suka makan cokelat. kenapa ? karna aku ngerasa nyaman tenang dan ngerasa aku punya temen yang paling setia sama aku. cokelat bikin aku lupa sama masalah temen, tugas, kampus, dan yang lainnya. tapi setelah aku kenal kamu, deket sama kamu, dan akhirnya sayang, aku udah gak suka sama cokelat lagi". aku menatap dalam-dalam wajah yang aku rindu selama ini, kemudian melanjutkan penjelasanku, "kenapa? karna aku udah nemuin cokelat yang sebenarnya. temen yang bisa gantiin cokelat dihidupku. seseorang yang bikin aku nyaman. seseorang yang lebih dari sekedar sebatang cokelat. seseorang yang saat itu berharap tak akan tergantikan". belum terjelaskan tiba-tiba bibirku terasa bersentuhan... dia kembali mendekapku. walau dia cinta namun tak bisa.  namun dia tetaplah cokelat teman hidupku yang hanya mampu ku rasa seorang diri. walau dia tak lagi untuk ku .. namun dia tetap cokelat yang paling aku sayang....
       aku gak akan pernah lupa malam ini my chocholate...

                                                                                                                               Ode Arieska


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar